MINGGU 1 PENALARAN
Pendahuluan
Penalaran
yaitu proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik)
yang menghasilkan jumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap yang benar, orang menyimpulkan
sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang
disebut menalar.
Dalam
penalaran, proposisi dijadikan sebagai dasar penyimpulan yang disebut dengan
premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Dalam
pertemuan sebelumnya kita telah membahas dan mendiskusikan tentang dasar dalam
proses penalaran sebagai landasan berargumentasi yang meliputi inferensi,
implikasi, evidensi serta cara untuk menilai fakta dan evidensi dalam
berargumentasi. Maka kini akan dibahas mengenai proposisi yang lebih terperinci
sebagai sebuah landasan dalam menyusun kesimpulan yang dapat diterima oleh akal
sehat. Dalam makalah ini juga akan dijelaskan mengenai beberapa macam corak
penalaran yang dipakai sebagai alat argumentasi. Secara garis besar makalah ini
membahas tentang berpikir induktif dan deduktif.
Wujud
Evidensi merupakan semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau
autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam
kedudukan sebagai evidensi tidak boleh digabung dengan apa yang dikenal sebagai
pernyataan atau penegasan. Dalam wujud yang paling rendah evidensi itu
berbentuk data atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah
bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu.
Inferensi
merupakan suatu proses untuk menghasilkan informasi dari
fakta yang diketahui.
Inferensi adalah konklusi
logis atau implikasi berdasarkan informasi yang
tersedia. Dalam sistem pakar, proses
inferensi dialakukan dalam suatu modul yang disebut inference engine. Ketika representasi pengetahaun pada
bagian knowledge base telah lengkap,
atau paling tidak telah berada pada level yang cukup akurat, maka representasi pengetahuan
tersebut telah siap digunakan.
Induksi
adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari satu arah atau sejumlah
fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi). Proses
penalaran yang induktif dapat dibedakan atas bermacam-macam variasi yang akan
dijelaskan lebih lanjut yaitu berupa generalisasi, hipotesis dan teori, analogi
induktif, kausal, dan sebagainya.
Deduksi
merupakan suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari suatu proposisi
yang telah ada menuju kepada proposisi baru yang akan membentuk kesimpulan.
Dalam induksi, untuk menarik kesimpulan, maka penulis harus mengumpulkan bahan
– bahan atau fakta – fakta terlebih dahulu. Sementara dalam penulisan deduktif
penulis tidak perlu mengumpulkan fakta – fakta itu, karena yang diperlukan
penulis hanyalah suatu proposisi umum dan proposisi yang bersifat
mengidentifikasi suatu peristiwa khusus yang berhubungan dengan proposisi umum
tadi. Bila identifikasi yang dilakukan benar dan proposisinya benar,maka dapat
diharapkan bahwa kesimpulannya pun akan benar.
DEFINISI
PENALARAN
Penalaran
adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis,
berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang
menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses
inilah yang disebut menalar.
Dalam
penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis
(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
A. CIRI-CIRI PENALARAN
1. Adanya suatu pola
berpikir yang secara luas dapat
disebut logika( penalaran merupakan suatu proses berpikir logis ).
2. Sifat analitik
dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan
berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara
berpikir secara analitik.
B. BENTUK PENALARAN
Bentuk-bentuk penalaran yang sering
digunakan dalam wancana keseharian berupa penalaran asosiatif dan skema
dissosiatif. Penalaran asosiatif berbentuk penalaran yang memasukkan beberapa
unsure penalaran dan mengevaluasi atau mengorganisasikan unsur yang lainnya.
Penalaran dissosiatif merupakan bentuk penalaran yang memisahkan atau mengurai
unsur-unsur penalaran yang semula merupakan satu kesatuan . jenis penalaran
assosiatif tersebut tidaklah mutlak hanya berupa satu jenis penalaran, tetapi
lebih mengarah pada kecenderungan, terutama pada unsur bukti dan pembuktiannya.
C. METODE PENALARAN
Ada dua macam metode penalaran, yaitu:
•Metode
Induktif
Metode induktif adalah metode yang
digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum
yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang
belum diteliti. Bentuk dari metode induktif adalah generalisasi dan analogi.
Penalaran
Induktif
Penalaran induktif adalah proses
berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum
berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut induksi.
Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, atau hubungan sebab
akibat. Generalisasi adalah proses berpikir berdasarkan hasil pengamatan atas
sejumlah gejala dan fakta dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau
sebagian dari gejala serupa itu. Analogi merupakan cara menarik kesimpulan
berdasarkan hasil pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus yang bersamaan.
Hubungan sebab akibat ialah hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang
mengikuti pola sebab akibat, akibat sebab, dan akibat-akibat.
Jenis-jenis penalaran induktif antara lain :
1.Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
2. Analogi
Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Analogi mempunyai 4 fungsi,antara lain :
•Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan
•Meramalkan kesaman
•Menyingkapkan kekeliruan
•klasifikasi
Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Analogi mempunyai 4 fungsi,antara lain :
•Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan
•Meramalkan kesaman
•Menyingkapkan kekeliruan
•klasifikasi
•Metode
deduktif
DEFINISI
PROPOSISI
Proposisi adalah “pernyataan
dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh, serta mempunyai nilai benar atau
salah, dan tidak boleh kedua-duanya”.
Maksud kedua-duanya ini adalah dalam suatu kalimat proposisi standar tidak boleh mengandung 2 pernyataan benar dan salah sekaligus.
Rumus ketentuannya :
Q + S + K + P
Keterangan :
Q : Pembilang / Jumlah
(ex: sebuah, sesuatu, beberapa, semua, sebagian, salah satu, bilangan satu s.d. tak terhingga)
Q boleh tidak ditulis, jika S (subjek) merupakan nama dan subjek yang pembilang nya sudah jelas berapa jumlahnya :
a. Nama (Pram, Endah, Ken, Missell, dll)
b. Singkatan (PBB, IMF, NATO, RCTI, ITC, NASA, dll)
c. Institusi (DPRD, Presiden RI, Menteri Keuangan RI, Trans TV, Bank Mega, Alfamart, Sampurna, Garuda Airways, dll)
S : Subjek adalah sebuah kata atau rangkaian beberapa kata untuk diterangkan atau kalimat yang dapat berdiri sendiri (tidak menggantung).
K : Kopula, ada 5 macam : Adalah, ialah, yaitu, itu, merupakan.
P : Kata benda (tidak boleh kata sifat, kata keterangan, kata kerja).
Kalimat Proposisi adalah suatu kalimat (sentence) yang memiliki nilai kebenaran (truth value) benar (true), dengan notasi T atau dalam sirkuit digital disimbolkan dengan 1, atau nilai kebenaran salah (false) dengan notasi F atau 0 tetapi tidak kedua-duanya. Nama lain proposisi: kalimat deklaratif.
Jenis-jenis proposisi, yaitu :
1. Bentuk
2. Sifat
3. Kualitas
4. Kuantitas
DEFINISI INFRENSI dan IMPLIKASI
Inferensi adalah tindakan atau proses yang berasal kesimpulan logis
dari premis-premis yang diketahui atau dianggap benar. Kesimpulan yang ditarik
juga disebut sebagai idiomatik. Hukum valid inference dipelajari dalam bidang logika .
Inferensi manusia (yaitu bagaimana manusia menarik kesimpulan) secara tradisional dipelajari dalam bidang psikologi kognitif ; kecerdasan buatan para peneliti mengembangkan sistem inferensi otomatis untuk meniru inferensi manusia. inferensi statistik memungkinkan untuk kesimpulan dari data kuantitatif.
Inferensi manusia (yaitu bagaimana manusia menarik kesimpulan) secara tradisional dipelajari dalam bidang psikologi kognitif ; kecerdasan buatan para peneliti mengembangkan sistem inferensi otomatis untuk meniru inferensi manusia. inferensi statistik memungkinkan untuk kesimpulan dari data kuantitatif.
Implikasi Penelitian
Pada dasarnya implikasi bisa kita
definisikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi atas temuan hasil suatu
penelitian. Akan tetapi secara bahasa memiliki arti sesuatu yang telah
tersimpul di dalamnya. Di dalam konteks penelitian sendiri, implikasi bisa di
lihat. Apabila dalam sebuah penelitian kita mempunyai kesimpulan misalnya
"A", "Manusia itu bernafas". Maka "Manusia itu
bernafas" yang kita sebut dengan implikasi penelitian. Untuk contohnya,
dalam hasil penelitian kita menemukan bahwa siswa yang di ajar dengan metode
"A" lebih kreatif serta memiliki skill yang lebih baik.
Dengan demikian dengan menggunakan
metode belajar "A" kita bisa mengharapkan siswa menjadi lebih kreatif
dan juga memiliki skill yang baik. Setelah itu perlu juga untuk dihubungkan
dengan konteks penelitian yang telah kita bangun. Contohnya, sampelnya kelas
berapa? seperti apa karakteristik sekolah? ada berapa sampel? dan lain-lainnya.
Nah, memang sudah seharusnya implikasi penelitian di lakukan secara spesifik
layaknya karakteristik di atas.
Implikasi memiliki tujuan untuk
membandingkan suatu hasil penelitian
antara yang lalu dengan yang baru saja dilakukan. Adapun macam-macam implikasi
seperti :
Implikasi teoristis
Dalam bagian ini seorang peneliti
menyajikan berbagai gambar secara lengkap mengenai implikasi teoretikal dari
penelitian tersebut. Tujuannya untuk meyakinkan para penguji terhadap
kontribusi ilmu pengetahuan maupun teori yang dipergunakan untuk menyelesaikan
masalah penelitian.
Implikasi manjerial
Bagian ini seorang peneliti menyajikan
implikasi mengenai kebijakan-kebijakan yang bisa dikaitkan dengan berbagai
temuan yang di dapatkan dari penelitian tersebut. Implikasi manajerial dapat
memberikan suatu kontribusi yang praktis untuk manajemen.
Implikasi metodologi
Bagian ini cenderung bersifat
operasional serta mampu menyajikan refleksi penulis tentang metodologi yang
hendak digunakan di dalam penelitian yang dilakukan. Contohnya bagian ini bisa
disajikan berupa penjelasan mengenai bagian dari metode penelitian mana yang
sudah dilakukan dengan baik, bagian mana yang cenderung sulit, dan juga
prosedur mana yang sudah dikembangkan untuk memecahkan berbagai masalah ataupun
kesulitan yang sebenarnya belum tergambarkan pada literatur mengenai metode
penelitian. Sebuah penelitian bisa menyajikan pendekatan-pendekatan yang dapat
dipergunakan di dalam sebuah penelitian lanjutan maupun penelitian yang lainnya
guna mempermudah atau meningkatkan mutu dari penelitian itu sendiri.
PENGERTIAN WUJUD EVIDENSI
Wujud Evidensi
Evidensi merupakan semua fakta yang
ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas yang dihubungkan untuk
membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh
digabung dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujud
yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang dimaksud
dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu
sumber tertentu
CARA MENGUJI FAKTA DATA AUTORITAS
Cara Menguji Fakta
Cara Menguji Fakta sebenarnya didasari
oleh penilaian terhadap suatu informasi. Untuk menguji fakta kita butuh
melakukan 2 kali penilaian. Penilaian pertama untuk menentukan apakah data itu
merupakan kenyataan atau yang sungguh terjadi. Setelah yakin dengan hal itu
barulah dilakukan penilaian yang kedua. Penilaian kedua ini berdasarkan 2 dasar
yaitu Konsistensi dan juga Koherensi.
Konsistensi
Konsistensi suatu informasi bisa jadi
tolak ukur yang baik untuk menentukan informasi itu merupakan fakta atau bukan.
Dalam hal ini data atau informasi yang bisa kita anggap sebagai fakta ialah
ketika tiap data yang diberikan saling mendukung. Dari beberapa data yang kita
terima tidak ada yang saling bertentangan dan saling melemahkan data yang lain.
Tentu saja kalau banyak pertentangan akan membuat kumpulan data tersebut
semakin tidak valid. Saya memperoleh materi ini dari suatu buku yang saya
pinjem dan setelah dipelajari saya ingin memberi contoh dari data yang kurang
valid: Saya pergi ke pasar untuk membeli ikan. Pada hari itu saya sedang sakit
parah karena masuk angin. Itulah contoh yang saya bisa buat. Kalau ada yang
keliru mohon dibenarkan(komentar di artikel ini). Contoh diatas terdiri dari 2
pernyataan "Saya pergi ke pasar untuk membeli ikan" dan juga
"Pada hari itu saya sedang sakit parah karena masuk angin". Dalam
contoh itu dapat langsung kita pahami bahwa informasi yang kedua melemahkan
informasi yang pertama. Ini membuat penerima informasi menjadi ragu bahwa ini
sebuah fakta.
Koherensi
Untuk mengetahui suatu infromasi ialah
suatu fakta kamu perlu menggunakan dasar koherensi. Yang dimaksud dengan dasar
koherensi ialah bagaimana data atau infromasi tersebut sesuai dengan pengalaman
manusia pada umumnya. Kalau informasi yang diterima sama sekali jarang terjadi
atau kejadian yang tidak masuk akal tentu saja informasi tersebut diragunakan
kebenarannya. Contoh yang sangat sederhana ketika seseorang mengaku bertemu
dengan monster atau makhluk luar angkasa akan sangat sulis sekali untuk
dipercaya sebagai suatu fakta. Sebaliknya apabila ada informasi seperti ini
"Terjadi pembunuhan di kebun teh kemarin malam" informasi ini tentu
bisa lebih diterima. Oleh karena itu ada baiknya jika ingin menyampaikan suatu
fakta disertai oleh contoh nyata pengalaman yang dialami masyarakat umum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar