MINGGU 2 BERFIKIR DEDUKTIF
PENGERTIAN SILOGISME KATEGORIAL
Silogisme merupakan
suatu cara penalaran yang formal. Penalaran dalam bentuk ini jarang
ditemukan/dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kita lebih sering mengikuti
polanya saja, meskipun kadang-kadang secara tidak sadar. Misalnya ucapan “Ia
dihukum karena melanggar peraturan “X”, sebenarnya dapat kita kembalikan ke dalam bentuk formal
berikut:
a. Barang siapa
melanggar peraturan “X” harus dihukum.
b. Ia melanggar
peraturan “X”
c. la harus dihukum.
Bentuk seperti itulah
yang disebut silogisme. Kalimat pertama (premis ma-yor) dan kalimat kedua
(premis minor) merupakan pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan (kalimat
ketiga).
Pada contoh, kita
lihat bahwa ungkapan “melanggar …” pada premis (mayor) diulangi dalam (premis
minor). Demikian pula ungkapan “harus dihukum” di dalam kesimpulan. Hal itu
terjadi pada bentuk silogisme yang standar.
Akan tetapi, kerap
kali terjadi bahwa silogisme itu tidak mengikuti bentuk standar seperti itu.
Misalnya:
- Semua yang dihukum
itu karena melanggar peraturan
- Kita selalu
mematuhi peraturan
- Kita tidak perlu
cemas bahwa kita akan dihukum.
Pernyataan itu dapat
dikembalikan menjadi:
a. Semua yang
melanggar peraturan harus dihukum
b. Kita tidak pernah
melanggar (selalu mematuhi) peraturan
c. Kita tidak
dihukum.
Secara singkat
silogisme dapat dituliskan
JikaA=B dan B=C maka
A=C
Silogisme terdiri
dari ; Silogisme Katagorik, Silogisme Hipotetik dan Silogisme Disyungtif.
Silogisme Katagorik
Silogisme Katagorik
adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik. Proposisi yang
mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan dengan
premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis
yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut
adalah term penengah (middle term).
Contoh :
Semua Tanaman
membutuhkan air (premis mayor)
……………….M……………..P
Akasia adalah Tanaman
(premis minor)
….S……………………..M
Akasia membutuhkan
air (konklusi)
….S……………..P
(S = Subjek, P =
Predikat, dan M = Middle term)
Hukum-hukum Silogisme
Katagorik
Apabila dalam satu
premis partikular, kesimpulan harus parti¬kular juga, seperti:
Semua yang halal
dimakan menyehatkan
Sebagian makanan
tidak menyehatkan,
Jadi Sebagian makanan
tidak halal dimakan
(Kesimpulan tidak
boleh: Semua makanan tidak halal
dimakan).
Apabila salah satu
premis negatif, kesimpulan harus negatif juga, seperti:
Semua korupsi tidak
disenangi.
Sebagian pejabat
adalah korupsi, jadi
Sebagian pejabat
tidak disenangi.
(Kesimpulan tidak
boleh: Sebagian pejabat disenangi)
Dari dua premis yang
sama-sama partikular tidak sah diambil kesimpulan.
Beberapa politikus
tidak jujur.
Banyak cendekiawan
adalah politikus, jadi:
Banyak cendekiawan
tidak jujur.
Jadi: Beberapa
pedagang adalah kikir. Kesimpulan yang diturunkan dari premis partikular tidak
pernah menghasilkan kebenaran yang pasti, oleh karena itu kesimpulan seperti:
Sebagian besar pelaut
dapat menganyam tali secara bai
Hasan adalah pelaut, jadi:
Kemungkinan besar Hasan dapat menganyam
tali secara baik adalah tidak sah. Sembilan puluh persen pedagang pasar Johar
juju Kumar adalah pedagang pasar Johar, jadi: Sembilan puluh persen Kumar
adalah jujur.
1) Dari dua premis yang sama-sama
negatit, tidak mendapat kesimpulan apa
pun, karena tidak ada mata rantai ya hubungkan kedua proposisi premisnya.
Kesimpul diambil bila sedikitnya salah satu premisnya positif. Kesimpulan yang
ditarik dari dua premis negatif adalah tidak sah.
Kerbau bukan bunga mawar.
Kucing bukan bunga mawar.
….. (Tidak ada kesimpulan) Tidak satu
pun drama yang baik mudah dipertunjukk Tidak satu pun drama Shakespeare mudah
dipertunju Jadi: Semua drama Shakespeare adalah baik. (Kesimpulan tidak sah)
2) Paling tidak salah satu dari term
penengah haru: (mencakup). Dari dua premis yang term penengahnya tidak ten
menghasilkan kesimpulan yang salah, seperti:
Semua ikan berdarah dingin.
Binatang ini berdarah dingin
Jadi: Binatang ini adalah ikan.
(Padahal bisa juga binatang melata)
3) Term-predikat dalam kesimpulan harus
konsisten dengan term redikat yang ada pada premisnya. Bila tidak, kesimpulan
lenjadi salah, seperti
Kerbau adalah binatang.
Kambing bukan kerbau.
Jadi: Kambing bukan binatang.
(‘Binatang’ pada konklusi merupakan
term negatif sedang-
kan pada premis adalah positif)
4) Term penengah harus bermakna sama,
baik dalam premis layor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna mda
kesimpulan menjadi lain, seperti:
Bulan itu bersinar di langit.
Januari adalah bulan.
Jadi: Januari bersinar di langit.
(Bulan pada premis minor adalah nama
dari ukuran waktu
yang panjangnya 31 hari, sedangkan pada
premis mayor
berarti planet yang mengelilingi bumi).
5) Silogisme harus terdiri tiga term,
yaitu term subjek, preidkat, dan term menengah ( middle term ), begitu juga
jika terdiri dari dua atau lebih dari tiga term tidak bisa diturunkan
komklsinya
Pengertian SALAH NALAR : Gagasan,
pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat.
Jenis-jenis salah nalar:
a.Deduksi yang salah : Simpulan dari
suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi
persyaratan.
Contoh :
Kalau listrik masuk desa, rakyat di
daerah itu menjadi cerdas.
Semua gelas akan pecah bila dipukul
dengan batu.
Generalisasi terlalu luas
Salah nalar ini disebabkan oleh jumlah
premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi
itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah.
PENGERTIAN SILOGISME HIPOTESIS
Silogisme Hipotetik
Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya
berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi
katagorik. Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:
Silogisme
hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh:
Jika hujan saya
naik becak.(mayor)
Sekarang
hujan.(minor)
∴ Saya naik becak
(konklusi).
Silogisme
hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
Silogisme
hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent.
Contoh :
Jika politik
pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
Politik
pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.
∴ Kegelisahan tidak
akan timbul.
Silogisme
hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh:
Bila mahasiswa
turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.
Pihak penguasa
tidak gelisah.
∴ Mahasiswa tidak
turun ke jalanan.
Hukum-hukum Silogisme Hipotetik Mengambil konklusi dari
silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik.
Tetapi yang penting menentukan kebenaran konklusinya bila premis-premisnya
merupakan pernyataan yang benar. Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan
konsekuen dengan B, maka hukum silogisme hipotetik adalah:
Bila A terlaksana
maka B juga terlaksana.
Bila A tidak
terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
Bila B terlaksana,
maka A terlaksana. (tidak sah = salah)
Bila B tidak
terlaksana maka A tidak terlaksana.
SILOGISME ALTERNATIF
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas
premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila
premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan
menolak alternatif yang lain. Contoh:
Nenek Sumi
berada di Bandung atau Bogor.
Nenek Sumi
berada di Bandung.
∴ Jadi, Nenek Sumi
tidak berada di Bogor.
ENTIMEM
Entimem adalah silogisme yang diperpendek. Entimen tidak
peerlu menyebutkan premis umum, tetapi langsung mengetengahkan simpulan dengan
premis khusus yang menjadi penyebabnya.
Rumus entimem : C = B, Karena C = A
Contoh :
Silogisme :
PU : Pegawai
yang baik tidak mau menerima suap.
PK : Ali pegawai
yang baik.
S : Ali tidak
mau menerima suap.
Entimem
Ali tidak mau menerima suap, karena ia pegawai yang baik.
Penjelasan:
C = Ali ;ia
B = tidak mau
menerima suap
A = pegawai
yang baik
C = B, karena C = A
Contoh di atas silogisme yang dijadikan entimen. Jika
entimen dapat dikembalikan menjadi silogisme
Contoh :
Entimem :
Badu harus bekerja keras, karena ia orang yang ingin sukses.
C : Badu
B : harus
bekerja keras
A : orang yang
ingin sukses
Silogisme :
PU : Semua orang
yang ingin sukses harus bekerja keras.
PK : Badu orang
yang ingin sukses.
S : Maka,
Badu harus bekerja keras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar